Kebotakan pada pria biasanya terjadi saat usia
menginjak 50 tahun. Namun apabila anda mengalaminya lebih cepat,
sebaiknya anda waspada karena hal ini berhubungan dengan meningkatnya
kanker prostat.
Pria botak memiliki risiko terkena kanker prostat hingga 69 persen
Sebuah penelitian terbaru yang melibatkan pria Afrika-Amerika menunjukkan adanya risiko
kanker prostat
yang tinggi terhadap kaum pria yang mengalami kebotakan. Penelitian
serupa lainnya terhadap pria Kaukasia juga menunjukkan temuan yang
sama. Penelitian ini dilakukan kepada pria Afrika-Amerika karena mereka
adalah kelompok pria yang mengalami
kanker prostat paling banyak di Amerika. Adapun risiko kematiannya bisa mencapai dua kali lipat.
Para peserta dalam penelitian ini terdiri dari 318 pria yang menderita
kanker prostat,
dan 219 pria sehat. Mereka ditanyai tentang diagnosis kanker prostat
dan apakah mereka mengalami kebotakan di usia 30 tahun. Umumnya, pria
yang mengalami
kebotakan mempunyai risiko hingga 69 persen
terkena kanker prostat. Sementara itu, ada temuan menarik yang
menunjukkan bahwa pria yang mengalami kebotakan di bagian dahi berisiko 6
kali lebih besar untuk terkena kanker prostat saat mereka berusia 60
tahun dibandingkan dengan pria yang tidak mengalami kebotakan.
Hal ini dikarenakan jenis kebotakan mempunyai pengaruh yang
berbeda-beda. Pria yang mengalami kebotakan di seluruh bagian kepala
(frontal hair loss), diketahui mempunyai risiko yang lebih besar
dibandingkan dengan pria yang mengalami kebotakan di bagian ubun-ubun
atau puncak kepala. Ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang
mengatakan tidak ada perbedaan risiko terhadap jenis
kebotakan yang berbeda.
Adanya faktor perubahan hormonal dan genetik
Hubungan antara kebotakan dan risiko kanker prostat memang belum bisa
dipastikan. Namun demikian, para ahli berpendapat bahwa hal tersebut
terkait dengan adanya perubahan hormonal. DHT (dihydrotestosteron),
pemecahan hormon pria, berhubungan dengan penipisan folikel
rambut dan peningkatan risiko kanker prostat.
Banyaknya kasus kanker prostat yang dialami pria Afrika-Amerika juga
mengindikasikan adanya faktor genetik. Tetapi, hal itu masih diteliti
lebih dalam oleh para ahli.