Anak bertubuh pendek akan dihadapkan dengan berbagai masalah
kesehatan. Mereka rentan terkena penyakit degeneratif seperti stroke,
gangguan jantung, hipertensi, kanker, dan
diabetes. Selain itu, kecerdasan otak
anak pendek umumnya lebih rendah dibandingkan teman-temannya yang memiliki tinggi tubuh normal. Pertumbuhan organ
anak pendek
mengalami hambatan, termasuk otak. Semakin banyak generasi yang
bertubuh pendek, semakin banyak pula penerus bangsa yang berpotensi
terkena penyakit degeneratif dan berinteligensia rendah.
Sekedar informasi, jumlah
anak pendek di Indonesia sudah mencapai 7 juta orang, atau 36% dari jumlah anak. Indonesia adalah negara dengan jumlah anak pendek terbanyak kelima. Peringkat pertama adalah India, China, Nigeria, dan juga Pakistan.
Faktor Penentu Tinggi Badan Anak Adalah Kecukupan Gizi
Menurut Endang L Achadi, seorang ahli gizi dari Universitas
Indonesia, anggapan orang yang mengatakan bahwa anak bertubuh pendek
akibat dari faktor genetik tidaklah tepat. Faktor utama penyebab anak
memiliki tubuh pendek adalah kecukupan gizi. Gizi harus terpenuhi sejak
ibu hamil.
Fase pembentukan organ tubuh terjadi di delapan minggu pertama
kehamilan, termasuk otak. Fase berikutnya adalah fase pembelahan sel.
Fase ini menentukan jumlah sel otak. Kedua fase ini masuk dalam seribu
hari pertama kehidupan. Apabila gizi tidak cukup, maka pembentukan organ
dan pembelahan sel akan terganggu.
Endang menyarankan kepada para remaja perempuan untuk mempersiapkan
fisik ketika akan menikah. Hal ini karena kecukupan gizi janin dalam
kandungan sangat ditentukan oleh kecukupan gizi calon ibu. Calon ibu
yang kurus memiliki risiko mengandung janin dengan gizi yang kurang. Pun
demikian setelah melahirkan, ketersedian air susu juga dipengaruhi oleh
kecukupan gizi.
Di Indonesia, permasalahan gizi khususnya anak pendek sering
ditemukan di wilayah Indonesia bagian timur, seperti Papua, Nusa
Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Untuk mengatasi hal tersebut,
pemerintah daerah akan menyiapkan dana untuk melaksanakan kegiatan
gerakan nasional percepatan gizi mulai tahun 2014.